FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI REDESAIN MODEL PELATIHAN DENGAN METODE PENDAMPINGAN LANGSUNG BAGI PELAKU USAHA UMKM DI 5 KOTA/KABUPATEN JAWA TIMUR
Abstract
Di Jawa Timur sentra UMKM banyak tumbuh dan berkembang, namun demikian dinamika permasalahan yang dihadapi pelaku UMKM semakin hari semakin kompleks. Untuk mengatasi permasalahan tersebut program pelatihan telah banyak diupayakan, akan tetapi belum mencapai hasil yang diharapkan, karena pelatihan yang selama ini ada sifatnya hanya parsial dan tidak berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi implementasi redesain model pelatihan pada sentra UMKM di 5 kota/kabupaten di Jawa Timur (Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Kediri, dan Madiun). Kerangka Redesain Model Pelatihan melalui pendampingan usaha secara langsung pada sentra UMKM merupakan suatu proses perekayasaan sosial dalam rangka merekonstruksi metode pelatihan secara klasikal yang diharapkan dapat memberdayakan dan meningkatkan daya saing UMKM. Hasil penelitian menunjukkan dari 11 variabel sebagai pembentuk factor dihasilkan Faktor 1 (component 1), Faktor 2 (component 2) dan Faktor 3 (component 3) memiliki koefisien korelasi masing-masing sebesar 0.801, 0.876, dan 0.912 yang artinya sangat kuat karena > 0,5, sehingga ketiga factor tersebut sangat tepat untuk merangkum ke-11variabel independen sebagai pembentuk Redesain Model Pelatihan. Dengan demikian untuk memberdayakan pelaku UMKM pada sentra UMKM di 5 kota/kabupaten di Jawa Timur sangatlah diperlukan redesain model pelatihan yang berorientasi pada pendampingan secara langsung di lakosi usaha.
Downloads
References
Anonymous. 2003. Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Jakarta: Kementerian Koperasi dan UKM.
Chowdhury, Sayani Roy and Chowdhury, Sahana Roy. (2016). Policy Reforms and SME Performances: A Comparation of Two Major SMEs. Emerging Economy Studies, Sage Pablication, 2(2) 145-155
Felzensztein, C. (2003). „Collaborative networks and inter-firm co-operation inmarket ing: Where are we? Where do we need to go?”
Gunawan, Sumodiningrat. 1999. Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan Pengaman Sosial. Jakrta: PT Gramedia Pustaka Utama
Hisrich, 1991., Kewirausahaan dan Manajemen Usaha, Erlangga Jakarta.
Holten, Ann Louise and Crouch, Colin. (2014). Unions in Small-and Medium-Size Enterprises: A Family Factor Perspective. European Journal of Industrial Relations. Vol. 20 (3) 273-290
Jones, Paul., Beynon, Malcolm J., Pickernell, David and Packham, Gary. (2013). Evaluating the Inpact of Different Training Methods on SME Business Performance. Environment of Planning C: Gaverment anf Policy. Volume 31, pages 56-81
Kim, Young Saing and Marsick, Victoria. (2013). Using the DLOQ to Support Learning in Republic of Korea SMEs. Advances in Developing Human Resources. 15 (2) 207-221
Krisnamurti, Bayu, 2003. Usaha Mikro Kecil dan Menengah: Ekonomi Rakyat dengan Cara Berekonomi Sendiri.Pusat Studi Pembangunan, IPB, Bogor.
Kuah, A.T.H. (2002). “Cluster Theory and Practice: Advantages for Small Business Locating in a Vibrant Cluster”. Journal of Research in Marketing and Entrepreneurship: Volume Four, Issue 3: 206–228.
Kuncoro, M., and Supomo, I.A. (2003). “Analisis Formasi Keterkaitan, Pola Klaster, dan Orientasi Pasar: Studi Kasus Sentra Industri Keramik di Kasongan, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta”. Jurnal Empirika Volume 16.No. 1. Juni.
Kuncoro, M. 2000. Usaha Kecil di Indonesia: Profil, Masalah dan Strategi Pemberdayaan. Studium Generale dengan topik “Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil di Indonesia”. Yokyakarta :STIE Kerja Sama.
Lee, Cheng Sheng and Wong, Kuan Yew. (2015). Knowledge Management Performance Measurement in Micro-Small and Medium Size Enterprice: An Explarotary Study. Business Information Review, Vol. 32 (4) 204-211
Lumpkin G.T. and Dess G.G. 1996, Clarifying the Entreprenuerial Orientation Construct and Linking it to Performance, Academy of Management Review, Vol 21 No.1 135-172
Manjon, Juan Vicente Garcia and Mompo, Rafael. (2016). Accelerating Innovation in Small and Medium Size Enterprises in the ICT Service Sector. Sage Open, July-September, 1-9
Pulungan, Syahrial A. 2003. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Industri Kecil dalam Rangka Pengembangan Ekonomi Kerakyatan di Kota Medan. Medan : Program Pascasarjana USU
Sato, Y. (2000). “Linkage Format ion by Small Firms: the Case of Rural Cluster in Indonesia”. Bulletin of Indonesian Economic Studies Vol. 36 No. 1. April: 137–166.
Schmitz, H., (1995). Collective Efficiency: Growth Path for Small Scale Industry. The Journal of Development Studies 31 (4).
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit CV. Alfabeta
Sulistiyani, Ambar Teguh. 2004. Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan. Yogyakarta: Gava Medika.
Soebandi, Agus Baktiono, Eman Setiawan, 2016. “Pengembangan Pengelolaan Terpadu Industri Pariwisata Dan Sentra UMKM Pada Kawasan Wisata Kenjeran Di Surabaya”
Soekiman Susanto, Handini Sri, Indrarini, 2018. “Pengembangan Model Pelatihan Manajemen Dan Pemberdayaan Kopeasi Dalam Rangka Meningkatkan Pengelolaan Sentra UMKM Di Jawa Timur”
Tambunan, Tulus.2008. Ukuran Daya Saing Koperasi dan UKM. Jakarta: Universiatas Trisakti.
Titze, M., Brachert, M., and Kubis, A. (2008).The Identification of Regional Industrial Clusters Using Qualitative Input-Output Analysis. IWH Discussion Paper 13/2008 Halle Institute for Economic Research.
Wiklund, 1999, The Sustainability of the Entrepreneurial Orientation-Performance Relationship, Entrepreneurship Theory and Practice, Baylor University.
Wiklund, J. and Shepherd, D. (2005). Entrepreneurial Orientation and Small Business Performance: A Configurational Approach. Journal of Business Venturing . 20, 71 – 91.